Laman

Rabu, 07 September 2011

Pamitan.... !!! (2-Edisi Lingkaran Cahaya) Final Edition

Setelah postingan "PAMITAN" versi pertama untuk teman2 kantor, sekarang sy posting edisi terakhirnya. Postingan surat yg saya krm k teman2 Lingkaran Cahaya_koe. Krm nya via email k salah satu dari mereka yg disebut di surat ini nanti, berhubung gak sempat ketemu lg krn besok paginya sdh berangkat ke Sorowako. Harapannya bisa saya berikan langsung krn katanya mau ngantar k bandara, tp apalah arti sebuah rencana, ternyata mereka punya rencana yg lbh membutuhkan mereka. Saat dibacakan di Liqo pertama kali setelah saya berangkat, alhasil liqo kali itu penuh haru & airmata. Xixixixi... sukses bwt mereka termehek-mehek. Itu laporan "on the spot" dr yg dititipin surat ini di emailnya. Oke deh, silahkan baca yah. I hope you'll love this posting. Setiap kali sy saya ingat mereka, saya baca lg file surat ini d laptop. Dan mudah-mudahan beginilah seharusnya persaudaraan dalam Islam (ukhuwah Islamiah) itu.


TAK SEKEDAR SURAT.... /(^___^)\

Makassar,

Di Kamar perjuangan, didampingi tas2 yg menumpuk

Jum’at, 3 Juni 2011, 23.47 WIB (H-12 jam, 13 menit)

Malam berlalu,

Tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu

Kepada mereka

Yang wajahnya mengingatkanku akan surga

Wahai fajar terbitlah segera,

Agar sempat kukatakan pada mereka

“aku mencintai kalian karena Allah”

-Umar ibn Al-Khatthab-

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Teruntuk saudari2ku yg kucintai krn Allah….

Kak Yita, Dek Kiki, Dek Ria, Dek Titi, Kak Fifi, Kak Nana, Kak Riri (maaf semuax bukan nama sebenarnya. Orang2 yg terima langsung surat pasti tau yg mana nama samarannya ^^)

Mungkin setelah membaca surat ini, ana sdh menginjakkan kaki kembali d Sorowako. Surat ini banyak terilhami dr buku Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. Fillah (salah satu buku terbaik yg ana miliki, you should read it too ukh, highly recommended J) & beberapa lagu yg sering ana putar dlm pekan2 terakhir ini.

Sebenarnya isi surat ini sdh ingin ana ungkapkan sejak sesi makan2 qta, mau bwt sesi sambutan gitu, tp yah… sekali lg ternyata rasa gengsi ana lbh besar drpd sisi melankolis nya. Seperti yg antunna ketahui (atau bahkan br tau yah…), ana termasuk org yg sulit menampakkan emosi kpd org lain scr langsung. Jd jgn heran klo ana kadang terkesan cuek, gak perhatian, dll. Tp sebenarnya ana sgt memperhatikan apa yg antunna katakan & lakukan saat kita brsama2 (casing nya ji itu ces). Itu sebabnya kata2 ana d sms2 ana & surat ini lbh puitis (kyk bkn inha bgt yah, hehehehe…). Seperti yg ana blg k Kak Fifi dl, adakalanya gengsi & koleris itu hrs diparkir sejenak sbg penyeimbang. Skrg berani tulis surat, brhubung sdh g d mks, jd g malu2in, xixixixi… ^^

Pertama-tama, ana mau ucapkan jazakumullah khairan katsiran atas ukhuwah & kasih sayangnya selama ini kpd ana. Berhubung ana g ada saudara perempuan (maklum, anak perempuan satu-satunya), jd ana sgt menghargai persahabatan & persaudraan kita krn Allah. Mungkin kita sdh lama berkenalan sblm disatukan dlm lingkaran cahaya kecil kita itu.

1. Ada Kak Yita yg kenalan sejak msk “Organisasi itu”. Tahun 2006 klo g salah ingat, awalnya takut sm Kak Yita, tp trnyata org nya lucu. Kyk nya kader2 dluar “Organisasi itu” & yg g kenal kita sebenarnya akan segan & takut ya kak? Fiuh… sdh pernah ada akhwat yg takut sm ana, padahal nyata2 ana gak makan org, hmm…. .

2. Dek Kiki yg br kenal sejak liqo kita digabung (ehm…3x). Heheheh afwan yah Dek, tp kita yg plg akrab d YM & Twitter kok, krn yg lain jarang OL. Bahkan anti yg “beruntung” dpt kado jam dr ana waktu tukaran kado kita. Like it very much ketika jam itu diberi nama “Zabrina”. Smg bs mengingatkan anti kpd tiap liat jam itu. Weekkk….:p)

3. Dek Titi yg br kenal d “Organisasi itu” jg (saudara 1 regu sampai skrg). Saudari yg sangat ekspresif & lucu.

4. Dek Ria yg ana kenal sejak Pengakaderan salah satu jurusan d Teknik (peserta import dr fak lain berhubung ikut kakaknya k lokasi itu jg, lain sendiri nih yee…). Teman bonceng bertiga bareng Kak Fifi. Xixixi…

5. Kak Fifi yg kenalan sejak… ehm… (kpn ya kak? Sangunis ku kumat nih, lupa… Klo Kak Fifi ingat, ks tau yah J. Tp Kak Fifi yg paling sering sy bonceng kok naik Humairah, si Beat Merah. Naik motor berdua, bahkan bertiga klo plg liqo krn lokasi perumahannya yg nyaris g “user friendly” bwt yg g punya kendaraan krn g ada ojek & angkutan lainx.

6. Kak Nana ana kenal sejak aktif d PMR waktu SMA dl, secara senior waktu di SMA. Kak Nana tau lbh ttg ana dr yg lain ya kak, msh sempat liat ana waktu msh lugu & lucu2nya (secara msh status preman, blm berjilbab). Bahkan kondisi plg tertindas & merananya waktu Diksar PMR yg “killer” itu

7. Kak Riri yg dikenalkan o/ adiknya yg senior ana di Teknik sbg kk’ nya jg dikenalkan o/ Kak Mamay sbg tmn kampungnya (tp qta 1 angkt DM 1 yah, msh ingat kak? Itu thn 2005 a/ 2006 yah? Tuh kan, lupa lg…).

Jadi walopun perkenalan qta g sampai 10 thn yg lalu, tp kyk nya sdh kenal lamaaaaaaa skali. Mau tau knp? Mau tau….? Bener nih, mau tau (mau tau mi bd’, walopun sdh tau, pura2 bego aja yah?) Ana ks tau yah… Seperti dlm puisi Salim A. Fillah d bwh ini yg sdh ana edit sedikit (kata “akhi” diganti “ukhti”, red.)

Kubaca Firman Persaudaraan

Ketika kubaca firmanNya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”

Aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan

Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman

Aku ingat pertemuan pertama kita, Ukhti sayang

Dalam dua detik, dua detik saja

Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan

Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra

Dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat

Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat

Ya, kubaca lagi firmanNya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”

Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan

Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh

Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan

Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai

Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita

Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil

Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja

Tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping

Kubaca firman persaudaraan, Ukhti sayang

Dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan

“para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain…

kecuali orang-orang yang bertaqwa”

-Salim A. Fillah-

Nah, sdh tau kan… ternyata itu ruh2 kita yg sdh bersepakat & bermufakat, bahwa orang inilah saudaraku. Atau bahkan, yg lbh hebat lagi, mungkin saja jiwa kita 1, tp dipisahkan dlm 2 jasad. Seperti sya’ir Al-Kindi :

saudara seiman itu adalah dirimu

hanya saja dia itu orang lain

sebab kalian saling percaya

maka kalian adalah satu jiwa

hanya saja kini sedang hinggap di jasad yang berbeda

-Al-Kindi-

Subhanallah ikatan yang Allah telah ikatkan ke dalam hati-hati kita. Mungkin karena mantra yg selalu kita bacakan pd pagi & petang itu. Tiap pagi di Rumah Zakat, ada agenda Inspirasi Pagi dmn isinya adalah tilawah, dilanjutkan pembacaan hadits, kemudian motivasi, masuk sesi pengumuman2, kemudian do’a penutup. Tahukah antunna, bhw do’a penutup Inspirasi Pagi di kantor ana dl itu ad/ do’a rabithah. Jd sebenarnya tiap hr, ana mengucapkan mantra itu sebanyak 2x. Sambil membayang kan wajah antunna, urutannya spt ini : Kak Yita-Dek Kiki-Dek Ria-Dek Titi-Kak Fifi-Kak Nana-Kak Riri (entahlah, apakah ini urutan berdasarkan umur, tinggi badan, angkt a/ yg lain, tp yg jelas urutan antriannya selalu spt ini, ^^). Mungkin benar jg sya’ir dr Sayyid Quthb ini :

Persaudaraan ad/ mukjizat, wadah yg saling berikatan

Dengannya Allah persatukan hati-hati berserakan

Saling bersaudara, saling merendah lagi memahami,

Saling mencintai, dan saling berlembut hati.

-Sayyid Quthb-

Bahkan, tahukah anti bhw Allah yg menyatukan kita. Dlm salah satu ayat cinta Allah :

“…Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah –lah yang telah menyatupadukan mereka…” (QS. Al-Anfaal : 63)

Dalam buku Dalam Dekapan Ukhuwah dikatakan, kita tidak tau rahasia bagaimana menghubungkan jiwa kita yang lemah dgn kekuatan yg seolah tak terjangkau. Allah, penguasa langit dan bumi, menjawabnya dgn sebuah hadits Qudsi.

“Tiadalah hambaKu, mendekatkan dirinya kepadaKu dgn sesuatu yg lbh Aku sukai, drpd saat dia jalani apa2 yg aku wajibkan untuknya. Dan hambaKu itu tidak puas hanya dgn menjalankan yg wajib sj. Maka dia terus mendekat kepadaKu dgn hal2 yg Aku sunnahkan, sampai Aku mencintainya”.

“Maka jika Aku telah mencintainya, Aku akan mjd pendengaran yg dia gunakan u/ menyimak. Aku akan mjd penglihatan yg dia gunakan u/ menyaksikan. Aku akan mjd tangan serta kakinya yg dia gunakan untuk bertindak & bergerak. Jika dia memohon padaKu, Aku akan menjawab pintanya. Jika dia minta perlindungan, maka Aku pasti melindunginya.”

Dalam dekapan ukhuwah ukhtiku, alangkah rindunya kita mencintai saudara-saudara kita dgn cinta yg Allah berikan kpd org yg dicintaiNya di atas. Alangkah inginnya kita memperlakukan mrk dgn perlakuan yg Allah lakukan kpd org yg dicintaiNya di atas. Alangkah harapnya kita bs bergaul dgn mrk dgn akhlak Allah. Kita ingin menatap mrk dgn tatapan rahmatNya. Kita ingin mendengar mrk dgn telinga istijabahNya . kita ingin menggandeng mrk dgn tangan hidayahNya. Kita ingin menjajari langkah mrk dgn tapak ridhaNya. Di situlah mahabbah, di situlah cinta yg kita peluk, lalu kita semaikan kembali di bumi.

Yang harus ana & antunna tau jg, knp kita dipertemukan, dikenalkan, & disatukan dlm lingkaran cahaya kecil yg luar biasa itu.

Mengapa Allah menakdirkan ana bs bertemu, berkenalan, bahkan duduk bersama anti dlm lingkaran cahaya kecil itu? Yg pasti, yg ana tau, Allah ingin ana belajar dr antunna semua. Belajar ttg apa yg ana blm mampu lakukan & msh kurang ana lakukan. Antunna ad/ guru ana saat itu bahkan sampai saat ini, belajar ketegasan & ke’amniyahan dr Kak Yita, belajar ketenangan & belajar mendengarkan jg berempati dr Dek Kiki, belajar kelembutan & kesabaran dr Dek Riri, belajar humor & lbh ekspresif dr Dek Titi, belajar ‘amanah & kasih sayang dr Kak Fifi, belajar keibuan dr Kak Riri & Kak Nana. Ya, Allah ‘Azza wa Jalla telah memilih antunna untuk mengajari ana. Dan Allah tidak salah pilih, Allah tak salah tunjuk.

Dalam dekapan ukhuwah, Allah akan menganugerahkan kepada kita sahabat2 yg kadang lbh mampu menilai diri kita sendiri. Sungguh di antara nikmat terbesar dalam dekapan ukhuwah ad/, keberanian kita untuk menerima penilaian itu sbg sebuah masukan. Memperhatikan penilaian org2 berhati jernih atas diri kita, lalu menerimanya sbg masukan berharga akan membuat kita merasa nyaman dgn diri kita. Dan itulah ana, saat ini. Dimana ana merasa sangat nyaman bila bersama antunna.

Tanah Gersang

Dalam hubungan-hubungan yg kita jalin di kehidupan,

Setiap org ad/ guru kita.

Ya, setiap org. Siapa pun mrk. Yg baik, juga yg jahat.

Betapapun yg mrk berikan kpd kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, & aniaya,

mrk tetaplah guru2 kita.

Melainkan krn kitalah yg sedang belajar u/ mjd bijaksana.

Mrk mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yg belajar u/ mjd bijaksana.

Kita belajar u/ mjd embun pd paginya, awan teduh bg siangnya,

Dan rembulan yg menghias malamnya.

Tetapi barangkali, kita justru ad/ tanah gersang yg plg gersang.

Lbh gersang dr sawah yg kerontang.

Lbh cengkar dr lahan kering di kemarau yg panjang.

Lbh tandus dr padang rumput yg terbakar & hangus.

Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan mjd murid yg bijaksana.

Seperti matahari yg tak hendak dekat2 bumi krn khawatir nyalanya bs memusnahkan kehidupan.

Seperti gunung api yg lahar panasnya kelak menjelma lahan subur,

Sejuk menghijau berwujud hutan

Dan seperti batu cadas yg member kesempatan lumut

u/ tumbuh di permukaannya.

Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya,

melembutkan kekerasannya.

Demi terciptanya butir2 tanah.

Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.

-Salim A. Fillah-

Selembut Nurani

Hati kita masing2 dihuni cahaya

Dan ruh2 di sana telah saling melihat kilaunya

Merasai pertemuan kembali yg lama dinanti

Maka wahai para nurani, saling berlembutlah

Krn kalian sedang berpelukan, dalam dekapan ukhuwah

-Salim A. Fillah-

Ukhti, kadang kita berlomba-lomba mnjd yg plg mencintai saudaranya, krn kita ingin mendapat ganjaran spt hadits Rasulullah ini :

“Tidaklah dua org saling mencintai krn Allah, kecuali yg plg besar cintanya di antara keduanya ad/ yg lbh mulia” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Hibban, Al-Hakim)

Atau dlm redaksi lain :

“Tiadalah dua sahabat yg saling mencintai krn Allah, ketika mrk berjauhan, kecuali yg lbh besar cintanya kpd saudaranya ad/ yg lbh dicintai o/ Allah.” (HR. Ath-Thabrani)

Tapi kadang ukhtifillah, cinta kita krn Allah saling berbagi. Kadang yg kita bagi ad/ semangat & cinta yg menyengat. Dalam dekapan ukhuwah, kita menghayati persaudaraan sehangat semangat. Dan selain kata2 menguatkan, sengatan cinta yg hangat dlm persaudaraan kita ad/ kompetisi. Cinta yg mampu menyengat saudari kita u/ lbh terpacu. Jadi kadang ana terpacu dgn hafalan, yaumian, binaan, ‘amanah, ilmu, bacaan, dll., agar bs lbh baik dr antunna. Seperti cinta antara Umar & Abu Bakar, dimana ungkapan Umar ad/ :

”Di tiap amalku, aku selalu mencoba u/ bs mengalahkan Abu Bakar. Abu Bakar, alangkah lelah namun indah memiliki sahabat sepertinya.”

Seperti umar, dalam dekapan ukhuwah, sengatan2 cinta kadang membuat kita merasa kalah dari saudara terkasih. Jika sebab kekalahan itu ad/ krg nya ikhtiar, sedikitnya kegigihan, & blm penuhnya pengorbanan, mk kita hrs menguatkan daya sengat dr cinta yg kita jalin dlm dekapan ukhuwah. Tetapi jika kekalahan itu dikarenakan batas2 kehendak Allah yg tak mungkin lg kita tembus.

Yang terakhir ukhtifillah, walaupun ana jauh, tlg tetap ikutkan wajah ana dlm do’a rabitah anti. Do’akan ana agar bs tetap istiqomah. Mohonkan ampun kpd Allah apabila ana pernah menyakiti hati anti, baik yg ana ketahui walaupun ana tidak ketahui krn tergores d hati anti. Dan smg Allah jg melapangkan hati anti agar dpt memaafkan kesalahan ana. Dan ana pun akan melakukan hal yg sama bwt anti.

Akhirnya kita berpisah jg ukhti, krn ternyata Allah punya rencana besar bwt kita. Allah ingin cinta ana bwt antunna semua lbh besar lg krn kita jauh, & begitu pun bwt anti. Begitulah, kita tdk selamanya bs bersama dlm 1 tempat, walaupun tidak bersama, tp tujuan kita sama. Izinkan ana mengutip 1 puisi lg dr Salim A. Fillah :

Dua Mata, Dua Tangan

Ada kalanya kita seperti dua mata

Tak pernah berjumpa

Tapi selalu sejiwa

Kita menatap kea rah yg sama

Walau tak berjumpa

Mengagumi pemandangan indah

Dan berucap : subhanallah

Kita bergerak bersama

Walau tak berjumpa

Mencari pandangan yg dihalalkan

Menghindar dari yg diharamkan

Dan berucap : astaghfirullah

Kita menangis bersama

Walau tak berjumpa

Dalam kecewa, sedih, ataupun gembira

Duka dan bahagia

Dan tetap berucap : alhamdulillah

Kita terpejam bersama

Walau tak berjumpa

Member damai dan rehat

Sambil berucap :

Laa haula wa laa quwwata illa billaah…

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan

Berjumpa dlm sedekap shalat

Berjama’ah menhadap Allah

Tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan

Berjumpa dalam membersihkan

Segala kotor dan noda dari badan…

Dalam Dekapan Ukhuwah

Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa

Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran

Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yg lalu

Wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali :

“Jadilah hamba-hamba Allah yg bersaudara”

Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak sj

Mjd kepompong & menyendiri

Berdiri malam2, bersujud dalam2

Bertafakkur bersama iman yg menerangi hati

Hingga tiba waktunya mjd kupu2 yg terbang menari

Melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia

Lalu dgn rindu kita kembali ke dlm dekapan ukhuwah

Mengambil cinta dr langit & menebarkannya d bumi

Dgn persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani,

Sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji

“Ada beberapa orang, yang mengunjungiku hanya sekali atau dua kali dalam setahun, atau bahkan sepanjang hidupnya. Tetapi cintaku pada mereka jauh mengungguli sebagian manusia yang bertemu denganku setiap saat. Maka berkunjunglah sekali-sekali, sebab dengan itulah cinta bersemi.”

(Imam Ahmad)

Saudarimu yg mencintai kalian semua krn Allah,

-inha-

Tidak ada komentar: